BAB 7
MALAIKAT SELALU BERSAMAKU
A. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat artinya percaya bahwa
malaikat adalah makhluk ghaib, yang asal kejadiannya dari nur (cahaya). Mereka memiliki
akal dan tidak memiliki nafsu. Karena itu, mereka senantiasa patuh kepada Allah
SWT serta tidak pernah mendurhakai-Nya.
Hukum beriman kepada adanya malaikat adalah
fardlu ‘ain. Seorang yang mengaku beragama Islam, jika tidak percaya kepada
malaikat dapat dianggap murtad (keluar dari agama Islam). Perintah untuk
beriman kepada malaikat terdapat dalam Al-Qur’an maupun dalam hadits Rasulullah
SAW. Allah SWT berfirman
وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ
وَمَلآئِكَتِهِ (البقرة: ۲۸۵)
Artinya: “Segala mereka
yang beriman, semuanya beriman kepada Allah dan malaikat-Nya” (Al-Baqarah (2): 285) Rasulullah
SAW bersabda:
الإِيْمَانُ أَنْ
تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ (رواه البخاري)
Artinya “Iman itu adalah engkau beriman
kepada Allah dan malaikat-Nya” (HR. al-Bukhari)
Jumlah para malaikat itu tidak terhingga banyaknya dan
hanya Allah yang mengetahuinya. Dalam Al-Qur’an dinyatakan: “Dan tidak ada
yang mengetahui tentara (malaikat) Tuhanmu, melainkan Dia sendiri” (QS.
Al-Muddatstsir (74): 31).
Di antara malaikat yang banyak
itu ada sepuluh malaikat yang wajib diketahui nama-namanya berikut tugasnya
masing-masing:
1.
”Malaikat Jibril”,
tugasnya menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيْلُ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ , نَزَلَ
بِهِ الرُّوْحُ الأَمِيْنُ , عَلَى
قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذَرِيْنَ (الشعراء:١٩۲- ١٩٤ )
Artinya: “Dan Sesungguhnya
Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa turun
oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan” (QS. Asy-Syu’araa (26): 192-194)
2.
”Malaikat Mikail”: tugasnya
menyelenggarakan pembagian dan penyaluran rizki kepada makhluk
3.
”Malaikat Israfil”: tugasnya meniup
sangkakala (terompet) untuk memberi tanda terjadinya kiamat, dan juga bangkit
dari kubur
وَنُفِخَ فِي الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا َّمَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى
فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْنَ ( الزمر: ٦۸ )
Artinya : “Dan ditiuplah
sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba
mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)” (QS. Az-Zumar 68)
وَنُفِخَ فِي الصُّوْرِ فَإِذَا
هُمْ مِنَ الأجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ( يس:۵١)
Artinya: “Dan ditiuplah
sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju)
kepada Tuhan mereka” (QS. Yasin
(36): 51)
4. “Malaikat Izrail”: tugasnya mencabut nyawa makhluk apabila
ajalnya sudah tiba
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ
بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ (ق :١٩)
Artinya :“Dan datanglah sakaratul maut
dengan sebenar-benarnya. Itulah
yang kamu selalu lari daripadanya” (QS. Qaaf (50): 19)
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ
اَلَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (السجدة:١١)
Artinya: “Katakanlah: Malaikat maut yang
diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada
Tuhanmulah kamu akan dikembalikan” (QS. As-Sajdah (32): 11)
5. “Malaikat Ridwan”: tugasnya
menjaga surga
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ
زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوْهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ
لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خَالِدِيْنَ
( الزمر:٧۳ )
Artinya : “Dan orang-orang yang bertakwa
kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga
apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan
berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di
dalamnya” (QS. Az-Zumar
(39): 73)
6. “Malaikat Malik”: tugasnya menjaga neraka
وَسِيقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا
حَتَّى إِذَا جَاءُوْهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ
يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَتْلُوْنَ عَلَيْكُمْ آَيَاَتِ رَبِّكُمْ
وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ
كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ ( الزمر:٧۱ )
Artinya: “Orang-orang kafir dibawa ke
neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka sampai ke neraka
itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
"Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang
membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan
pertemuan dengan hari ini?" mereka menjawab: "Benar (telah
datang)". tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang
yang kafir” (QS. Az-Zumar
(39): 71)
7.
”Malaikat Raqib”: tugasnya mencatat
perbuatan baik yang dilakukan oleh hamba Allah, termasuk ucapan dan niat.
8.
”Malaikat Atid”: mencatat perbuatan
buruk yang dilakukan oleh hamba Allah, termasuk ucapan dan niat.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ
لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ ( ق : ۱۸)
Artinya :“Tiada suatu ucapan pun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir
(Raqib dan Atid)” (QS.
Qaaf (50): 18)
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِيْنَ ,
كِرَامًا كَاتِبِيْنَ ,
يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ , إِنَّ اْلأبْرَارَ
لَفِي نَعِيمْ , وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي
جَحِيْمٍ
(الانفطار:۱۰-۱٤)
Artinya: “Padahal sesungguhnya bagi kamu
ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di sisi
Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), Mereka mengetahui apa yang
kamu kerjakan, Sesungguhnya orang-orang
yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan, Dan
sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka (QS.Al-Infithaar (82):10-14).
9. “Malaikat Munkar”: memeriksa dan menanyai manusia ketika
berada di alam kubur
10. ”Malaikat Nakir”: sama dengan malaikat Munkar, yaitu menanyai manusia di
alam kubur. Nabi SAW bersabda :
دَخَلَ
مُنْكَرٌ وَنَكِرٌ عَلَى الْمَيِّتِ فِيْ قَبْرِهِ فَيَقْعُدَا لَهُ (رواه الديلمي
عن أنس)
Artinya “Munkar dan Nakir masuk menemui orang mati di dalam
kuburnya, keduanya mendudukkannya” (HR. Ad-Dailami dari Anas)
B. Kedudukan
Manusia dalam Beriman kepada Malaikat
Kedudukan manusia dalam
mengimani malaikat berbeda dengan kedudukan manusia mengimani Allah SWT. Dalam beriman kepada Allah, manusia tidak
cukup hanya dengan meyakini dalam hati, tetapi harus mengakui secara lisan dan
membuktikan dengan amal perbuatan. Ini disebabkan karena manusia sebagai
makhluk, sedangkan Allah SWT sebagai khaliq-nya. Menurut logika, sudah
semestinya makhluk tunduk patuh kepada penciptanya. Adapun dalam rangka beriman
kepada malaikat, manusia hanya disuruh oleh Allah SWT untuk mengimani atau
mempercayainya saja dengan cara-cara yang sesuai dengan petunjuk-Nya dalam
kitab suci Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW.
Menurut akidah Islamiyah, malaikat hanyalah
makhluk Allah yang ghaib, yang selalu taat patuh dan tidak pernah durhaka kepada
Allah SWT, tetapi juga tidak bisa memberikan pertolongan kepada manusia. Firman
Allah SWT:
وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُوْنَ , لا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ
بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ , يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا
خَلْفَهُمْ وَلاَ يَشْفَعُوْنَ إِلاَّ لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُوْنَ
( الا نبياء ٢٦-٢۸ )
Artinya: " Dan mereka berkata:
"Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha suci
Allah. sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan,
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintahNya, Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka
(malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat,
melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati
karena takut kepada-Nya” (QS.
Al-Anbiya (21): 26-28)
C. Persamaan
dan Perbedaan Manusia dengan Malaikat di Sisi Allah SWT
Persamaan antara manusia
dan malaikat adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT, yang mendapat perintah
Allah SWT untuk menghambakan diri kepada-Nya. Adapun perbedaannya adalah:
Manusia
|
Malaikat
|
||
1.
|
Makhluk
syahadah
|
1.
|
Makhluk
ghaib
|
2.
|
Dijadikan
dari tanah liat
|
2.
|
Dijadikan
dari nur (cahaya)
|
3.
|
Makan,
minum, tidur
|
3.
|
Tidak
makan, tidak minum, tidak tidur
|
4.
|
Ada yang taat dan ada yang durhaka
|
4.
|
Semua
taat kepada Allah setiap waktu
|
5.
|
Mempunyai
nafsu
|
5.
|
Tidak
mempunyai nafsu
|
6.
|
Selain
Nabi (rasul), manusia mempunyai dosa
|
6.
|
Seluruh
malaikat suci dari dosa
|
7.
|
Memiliki
akal pikiran dinamis
|
7.
|
Memiliki
akal pikiran yang bersifat statis
|
Malaikat lebih dulu diciptakan daripada
manusia. Perhatikan dialog
Allah SWT dengan malaikat dalam ayat Al-Qur’an berikut ini:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ
إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ
يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِ
ّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ ( البقرة : ۳۰ )
Artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (QS.
Al-Baqarah (2): 30)
D. Fungsi Iman kepada
Malaikat
Fungsi iman kepada
malaikat antara lain sebagai berikut:
1. Memberi dorongan
kepada orang beriman untuk meningkatkan iman dan keyakinannya kepada
kemahakuasaan Allah SWT. Hal ini disebabkan adanya kesadaran bahwa Allah SWT
tidak hanya berkuasa menciptakan makhluk-Nya yang syahadah (nyata),
tetapi juga berkuasa menciptakan makhluk-Nya yang ghaib (tidak nampak)
seperti malaikat.
2. Memberi dorongan
kepada orang yang beriman untuk berusaha menjadi Muslim yang betul-betul
bertaqwa kepada Allah SWT. Hal ini karena adanya kesadaran bahwa Allah SWT akan
mencintai setiap Muslim yang betul-betul bertaqwa dan bahkan diperintahkan-Nya
malaikat Jibril untuk mencintai Muslim itu pula.
3. Setiap orang yang
beriman berkeyakinan bahwa rizki yang diperoleh masing-masing manusia pada
hakekatnya sudah diatur dan ditentukan oleh Allah SWT melalui malaikat Mikail.
Keyakinan tersebut memberi dorongan kepada setiap orang beriman untuk menerima
dengan ikhlas rizki yang diperoleh, kemudian mensyukurinya dengan cara
menggunakan rizki itu untuk hal-hal yang diridlai Allah SWT. Orang yang
mensyukuri nikmat Allah SWT dengan cara tersebut sudah tentu akan memperoleh
tambahan nikmat. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (ابرهم:٧)
Artinya :”Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim (14): 7)
4. Setiap
orang beriman berkeyakinan bahwa sikap dan perbuatannya sellau dilihat dan
dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid. Firman Allah SWT:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ
لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ ( ق: ۱۸)
Artinya:“Tiada suatu ucapan pun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir
(yaitu Raqib pencatat kebaikan dan Atid pencatat keburukan)” (QS. Qaaf (50): 18)
5. Setiap orang beriman
berkeyakinan bahwa Allah SWT telah memerintahkan malaikat Izrail untuk mencabut
nyawa masing-masing manusia, serta malaikat Munkar dan Nakir untuk menanyai
manusia di alam kubur tentang amal perbuatannya di dunia. Allah SWT berfirman:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ (الملك:٢)
Artinya; “Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al-Mulk (67): 2)
E. Perilaku sebagai
cerminan Iman kepada Malaikat:
1.
Setelah mengetahui kedudukan dan tugas Malaikat, menjadikan kita lebih
bertaqwa dan beriman kepada Allah.
2. Adannya
Malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan kita, mendorong kita untuk
selalu bermal sholeh dan gigih dalam
menjauhi larangan-larangan Allah
3. Selalu berhati-hati dalam bertindak, sehingga
tidak terjebak kedalam perbuatan kemaksiyatan yang menyebabkan siksaan api
neraka
4. Tidak akan berperilaku sombong, karena
malaikat akan selalu mencatat perilaku manusia.
5. Hati kita akan merasa tenang dan jiwa
kitamerasa tentram, sebab kita tidak sendirian, malaikat selalu menyertai kita
kapanpun dan dimanapun kita berada
0 komentar:
Posting Komentar