TEKS BIOGRAFI
1. Pengertian Teks Biografi

Teks biografi
adalah suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu
tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah
atau kekurangan yang ditulis oleh seseorang agar tokoh tersebut bisa
menjadi teladan untuk orang banyak.
Selain
biografi, ada juga yang namanya Autobiografi. Autobiografi merupakan
suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tesebut. Untuk itu,
antara biografi dan autobiografi sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut
dapat ditinjau dari penulisnya, apakah riwayat tersebut ditulis sendiri
atau orang lain yang menulisnya.
2. Ciri-ciri Teks Biografi
- Teks biografi harus memuat informasi berdasarkan fakta pada toko yang diceritakan dalam bentuk narasi
- Memuat sebuah fakta pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah-masalah sampai pada akhirnya sukses, sehingga patut menjadi teladan
- Teks biografi memiliki struktur yang jelas
3. Jenis-jenis Biografi

pixabay.com
Berdasarkan Sisi Penulis
- Autobiografi, Suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tesebut.
- Biografi, Suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh orang lain.
Biografi berdasarkan izin penulisan dibagi menjadi dua:
- Authorized biography, sebuah biografi yang penulisannya mendapatkan izin atau sepengetahuan tokoh yang akan di tulis cerita hidupnya.
- Unauthorized biography, biografi yang penulisannya tanpa seizing dan sepengetahuan tokoh yang akan di tulis kisah hidupnya. Biasanya penulisan unauthorized biography terjadi karena tokoh tersebut telah wafat.
Berdasarkan Isinya
- Biografi perjalanan hidup, berisi sebuah perjalanan hidup lengkap seorang tokoh atau diambil dari bagian-bagian yang dianggap mempunyai kesan.
- Biografi perjalanan karir, berisi sebuah perjalanan karir seorang tokoh mulai dari awal hingga karir yang dilakukan saat ini atau bisa juga perjalanan karir dalam mencapai sebuah kesuksesan tertentu.
Berdasarkan Persoalan yang Dibahas
- Biografi politik, penulisan cerita hidup tokoh suatu Negara dilihat dari sudut pandang politik. Biografi semacam ini mendapatkan bahan dari kumpulan berbagai riset. Akan tetapi, biografi politik biasanya tidak lepas atau sarat akan kepentingan penulis atau tokoh yang minta untuk ditulis.
- Biografi intelektual, biografi ini hampir sama dengan biografi politik, persamaannya yaitu kumpulan bahannya yang didapatkan dari berbagai riset. Namun, penulisannya dituangkan dalam gaya bahasa ilmiah.
- Berdasarkan jurnalistik, sebuah biografi yang penulisannya didapatkan dari hasil wawancara dengan tokoh yang akan ditulis atau tokoh yang menjadi rujukan sebagai bahan pendukung cerita.
Berdasarkan Penerbit
- Buku sendiri, sebuah biografi tokoh yang dijadikan buku oleh penerbit dengan biaya produksi mulai dari penulisan, percetakan dan pemasaran ditanggung sendiri. Penulisan biografi ini bertujuan untuk laku dijual dipasaran atau mendapatkan perhatian publik.
- Buku subsidi, penulisan biografi tokoh yang biaya produksinya ditanggung oleh sponsor. Biasanya biografi seperti jika dilihat dari segi komersil tidak akan laku ataupun jika laku harga jualnya terlalu tinggi sehingga tidak terjangkau.
4. Struktur Teks Biografi

bremen-tourismus.de
a. Orientasi
Tahap ini adalah bagian pengenalan suatu tokoh, berisi gambaran awal tentang tokoh tersebut di dalam teks biografi.
b. Peristiwa dan Masalah
Tahap ini
adalah bagian kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh. Berisi
penjelasan suatu cerita baik itu berupa pemecahan masalah, proses
berkarir, peristiwa menyenangkan, menegangkan, menyedihkan hingga
mengesankan yang pernah dialami oleh tokoh hingga mengantarkannya meraih
mimpi, cita-cita dan kesuksesan.
Semua kejadian tersebut diurai disini.
c. Reorientasi
Tahap ini
adalah bagian penutup. Berisi mengenai pandangan penulis kepada tokoh
yang dikisahkan. Reorentasi ini bersifat opsional semata, jadi boleh ada
maupun tidak ada.
Unsur Kebahasaan Teks Biografi

slideplayer.biz.tr
a. Kata Hubung
Kata hubung
adalah kata yang berfungsi sebagai penyambung antara satu kata dengan
kata yang lain dalam sebuah kalimat dan juga kata hubung antara satu
kalimat dengan kalimat yang lain.
Apabila kata
hubung tersebut berfungsi sebagai penyambung kata dalam sebuah kalimat,
kata hubung itu dinamakan konjungsi intrakalimat. Contoh: dan , tetapi,
lalu, kemudian.
Apabila kata
hubung tersebut berfungsi menyambungkan antara satu kalimat dengan
kalimat lain, kata hubung itu dinamakan konjungsi antarkalimat. Contoh:
oleh karena itu, akan tetapi, meskipun demikian, tidak hanya itu.
b. Rujukan Kata
Rujukan kata
yaitu kata yang merujuk pada kata lain yang sudah diungkapkan
sebelumnya. Kata rujukan dikatagorikan menjadi beberapa bagian, antara
lain:
- Kata rujuk benda atau hal. Contoh : ini, itu, tersebut.
- Kata rujuk tempat. Contoh : disini, disana, disitu.
- Kata rujuk orang. Contoh : dia, ia, beliau, mereka, -nya.
c. Peristiwa, Waktu dan Tempat
Dalam teks biografi, terdapat kata yang berfungsi menunjukkan peristiwa, waktu dan tempat yang dialami oleh tokoh.
d. Kata Kerja
Kata kerja
atau verba adalah suatu kelompok kata yang menjelaskan sesuatu hal yang
dilakukan oleh tokoh. Kata kerja dibagi menjadi dua, yakni berdasarkan
bentuk dan berdasarkan jenis.
Kata Kerja Berdasarkan Bentuk
1. Kata kerja dasar
Kata kerja
dasar adalah kata kerja yang masih dalam bentuk aslinya, yang berarti
kata kerja ini belum mengalami pengimbuhan baik awalan, akhiran ataupun
sisipan.
Contoh : Adil, ambil, ajak
2. Kata kerja berimbuhan
Kata kerja berimbuhan merupakan kata kerja yang sudah mengalami penambahan, baik berupa awalan, akhiran, maupun sisipan.
Contoh :
Mengambil. Awalan = me + ambil (kata kerja dasar)
Mengadili. Awalan = meng + adil (kata kerja dasar) + i (akhiran)
Mengadili. Awalan = meng + adil (kata kerja dasar) + i (akhiran)
Biografi Ir Soekarno
Siapa
yang tak kenal nama Soekarno, yakni persiden pertama negara kita
Indonesia Raya. Sosok yang sangat berjasa mengantarkan Indonesia ke
pintu gerbang kemerdekaan.
Sosok
penting dibalik pembuatan dasar-dasar negara indonesia. Sosok yang
patut kita kenang dan ingat sebagai salah satu pahlawan hebat Indonesia.
Nah,
bagi sobat yang sedang mencari Biografi Singkat Tokoh perjuangan, mimin
contoh.pro di sini akan membahas tentagn biografi Ir. Soekarno
Masa Muda dan Pendidikan Soekarno
Ir.
Ir. Soekarno yang akrab dipanggil Bung Karno lahir pada tanggal 6 Juni
1901 di Blitar, Jawa Timur. Ir. Soekarno Lahir dari pasangan Raden
Seokemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.
Ir.
Soekarno Kecil jarang menghabiskan waktunya bersama kedua orang
tuannya. Sewaktu kecil, beliu tingga bersama kakeknya, Raden Hardjokromo
di Tulung Agung, Jawa Timur.
Ir.
Soekarno bersekolah pertama kali di Tulung Agung, yang kemudian pindah
ke Mojokerto mengikuti ayahnya yang ditugaskan di kota tersebut. Di
Mojokerto, Ir. Soekarno masuk ke Eerste Inlandse School, sekolah dimana
ayahnya bekerja. Pada tahun 1991, Ir. Soekarno pindah ke Europeesche
Lagere School (ELS) untuk memudahkannya melanjutkan ke Hoogere Burger
School (HBS) di Surabaya.
Pada
tahun 1915, Ir. Soekarno telah menyelesaikan sekolahnya di ELS dan
melanjutkan ke HBS Surabaya. Di Surabaya, Ir. Soekarno dikenalkan dengan
kawan ayahnya, bernama Tjokroaminoto.
Tjokroaminoto
merupakan pemimpin organisasi Serekat Islam yang merupakan organisasi
besar saat. Dari organisasi tersebut, Ir. Soekarno juga mengenal
tokoh-tokoh penting lain seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus
Salim, dan Abdul Muis.
Tamat
HBS Soerabaja bulan Juli 1921, bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan
di HBS, Ir. Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng
(yang sekarang dikenal ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik
sipil pada tahun 1921,
setelah
dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar
kembali[13] dan tamat pada tahun 1926. Ir. Soekarno dinyatakan lulus
ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH
Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama delapan belas insinyur
lainnya.
Karir Politik Ir. Soekarno
Pertemuannya
dengan Tjokroaminoto dan beberapa tokoh penting di Surabaya,
membangkitkan semangat nasionalisme yang diwujudkan dalam berorganisasi.
Ir. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro
Dharmo yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada
1918.
Ir.
Soekarno pertama kali dikenal melalui kiprahnya sebagai anggota Jong
Java. Ir. Soekarno menggembarkan sidang Jong Java saat itu dengan
berpidato menggunakan bahasa Jawa. Seokaro juga adalah orang yang
mencetuskan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dengan bahasa melayu
dan bukan dalam bahasa Belanda.
Kepindahannya
ke Bandung pada tahun 1926, Ir. Soekarno mendirikan Algemene Studie
Club yang kemudian menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI).
Bulan Desember 1929,
Ir.
Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena
aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Ir. Soekarno dipindahkan ke
penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Ir. Soekarno membuat
pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.
Ir.
Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli
1932, Ir. Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang
merupakan pecahan dari PNI. Ir. Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda
pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores.
Karena
jauhnya tempat pengasingan, Ir. Soekarno hampir dilupakan oleh
tokoh-tokoh nasional lainnya. Namun semangat Ir. Soekarno tetap membara
seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan
Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Ir.
Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Ir. Soekarno baru benar-benar
bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Sekitar
tahun 1943 Jepang menyadari betapa pentingnya para tokoh ini. Jepang
mulai memanfaatkan tokoh pergerakan Indonesia dimana salah satunya
adalah Ir. Soekarno untuk menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap
propaganda Jepang.
Akhirnya
tokoh-tokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah pendudukan
Jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno sendiri
mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah
merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia
termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
Pada
bulan Agustus 1945, Ir. Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi,
pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam.
Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan
segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab
rakyat Indonesia sendiri.
Setelah
menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa
Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA
menuntut agar Ir. Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia
terjadi kevakuman kekuasaan.
Pada
tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks
proklamasi secara langsung dibacakan oleh Ir. Soekarno yang semenjak
pagi telah memenuhi halaman rumahnya di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Pada
tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh
PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada
tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan Presiden Ir. Soekarno dan Wakil
Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh KNIP.
Pemberontakan
G30S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari KAMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar
Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan
Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.
Namun,
Ir. Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa
tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme,
Agama, Komunisme).
Sikap
Ir. Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya
dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah
Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno dimana
isinya merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan
keselamatan pribadi presiden.
Surat
tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi
Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai
organisasi terlarang.
MPRS
pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966 tentang
pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang
memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk
setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden sebelumnya
berhalangan.
Pada
22 Juni 1966, Ir. Soekarno membacakan pidato pertanggungjawabannya
mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S. Pidato pertanggungjawaban ini
ditolak oleh MPRS hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Ir. Soekarno
menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.
Pernikahan dan Anak Soekarno
Kharisma
yang dimiliki oleh Ir. Soekarno tidak perlu dipertanyakan. Ir. Soekarno
pernah menikah dengan 9 orang wanita, mereka adalah Oetari (menikah
1921;berpisah 1923), Inggit Garnasih (menikah 1923), Fatmawati (menikah
1943), Hartini (menikah 1952), Ratna (menikah 1962), Haryati (menikah
1963), Yurike Sanger (menikah 1964), Kartini Manoppo, Heldy Djafar
(menikah 1966).
Dari
pernikahannya tersebut, Ir. Soekarno dikaruniahi 11 orang anak. Lima
anak lahir dari penikahannya dengan Fatmawati, yaitu Guntur, Megawati,
Rachmawati, Sukmawati, Guruh. Sedangkah dari pernikahannya dengan
Hartini, Ir. Soekarno dikaruniahi dua orang anak yaitu Taufan dan Bayu.
Pernikahannya dengan Ratna, Haryati, Kartini Manoppo masing-masing
dikaruniahi 1 anak yaitu Kartika, Ayu, dan Totok.
Kematian Soekarno
Hari
Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Ir. Soekarno meninggal dunia di RSPAD
(Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Ir.
Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di
Blitar, Jawa Timur berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman
Rai. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.
0 komentar:
Posting Komentar