Kamis, 11 April 2019

MATERI SOSIOLOGI BAB 1 SEM 1 FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

Materi Sosiologi SMA Kelas X Bab 1: Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat

Apa yang ada di benak anda setelah mendengar kata sosiologi? Menurut anda sosiologi itu apa?
Dalam disiplin ilmu sosiologi, keberadaan teori-teori sosiologi digunakan untuk memberikan penjelasan mengenaii gejala sosial. Istilah ‘sosiologi’ pertama kali digunakan oleh Auguste Comte (1798-1859). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Hal tersebut sama dengan pitirim A. Sorokin yang menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, serta masyarakat dan politik. Menurut Emile Durkheim, pokok bahasan sosiologi adalah fakta-fakta sosial. Fakta sosial adalah pola-pola atau sistem yang mempengaruhi cara manusia bertindak, berpikir dan merasa. Fakta sosial tersebut berada di luar individu. Fakta sosial mempunyai kekuatan memaksa atau mengendalikan individu tersebut.
Sosiologi memiliki perbedaan dengan pengetahuan umum seperti, para sosiolog menggunakan imajinasi sosial. Mereka memandang kehidupan masyarakat sehari-hari lewat cara pandang yang berbeda. Kedua, para sosiolog melihat bukti-bukti dari suatu isu sebelum membuat kesimpulan
Istilah sosiologi berasal dari Bahasa Latin dan Yunani. Asal katanya adalah socius dan logos. Socius (Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Sosiologi bersifat Empiris. Berdasarkan hasil observasi (pengamatan)
  2. Sosiologi bersifat Teoritis. Berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi
  3. Sosiologi bersifat Kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama.
  4. Sosiologi bersifat Non-Etis. Tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis.
Sosiologi memiliki sifat-sifat seperti merupakan ilmu sosial dan displin ilmu, merupakan ilmu pengetahuan murni, merupakan ilmu pengetahuan umum, merupakan ilmu pengetahuan abstrak, dan merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J. L Gillin dan J. P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka mempunyai kebisaaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sementara itu, menurut Ralf Linton, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama. Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal seperti hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya, hubungan antara individu dan kelompok. hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya, proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relative lama. Di dalamnya, manusia saling mengerti, merasa, dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu.
  2. Memiliki system komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat
  3. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan
  4. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu system hidup bersama, yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
Sosiologi secara umum berfokus pada studi tentang perilaku manusia dalam masyarakat. Namun demikian, para sosiolog umumnya memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam melihat objek sosiologi. Ada sosiolog yang mungkin lebih tertarik untuk mengupas tentang perilaku menyimpang pada manusia (sosiologi criminal), ada juga yang mungkin lebih tertarik mengupas tentang aspek politik dari kehidupan sosial masyarakat (sosiologi politik). Ketertarikan yang berbeda-beda tersebut menumbuhkan berbagai spesialisasi dan subilmu dalam sosiologi.
Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah yaitu metode kualitatif (dipakai apabila subjek penelitian tidak dapat diukur) dan metode kuantitatif (mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks, table, atau uji statistic).
Sebagai suatu ilmu, sosiologi mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut:
Fungsi atau kegunaan sosiologi
  1. Untuk pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.
  2. Untuk penelitian Sosial. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.
  3. Sosiologi sebagai solusi masalah sosial. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakkat yaitu dalam berhubungan sosila, sehingga sosiologi juga berperan dalam solusi masalah sosial yang ada di masyarakat.
  4. Bahan pembuat keputusan, yaitu keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial.
Peran Sosiologi
  1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari data kehidupan sosial masyarakat.
  2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
  3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat.
  4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik
Selain itu, sosiologi juga mempunyai manfaat diantaranya dapat memberikan pengetahuan tentang pola interaksi yang terjadi dalam masyarakat; dapat membantu masyarakat dalam mengontrol atau mengendalikan tindakan dan perilaku anggota dalam kehidupan masyarakat; mampu mengkaji status dan peranan anggota masyarakat, serta dapat menilai masyarakat atau budaya lain, memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai nilai, norma, tradisi dan keyakinan yang dianut masyarkat lain; serta memahami perbedaan yang ada, serta membuat generasi penerus bangsa lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala sosial dalam masyarakat yang makin kompleks.

0 komentar:

Posting Komentar